Changer.com - Instant Exchanger

Adrie Subono: Raja Konser Yg Tak Tamat SMA

Tags

Nama Adrie Subono selalu dikaitkan dengan konser artis asing di Indonesia. Ia adalah promotor sukses di balik konser-konser penyanyi asing yang tampil di Indonesia. Tiket pertunjukan konser yang diadakan selalu ludes diserbu pembeli. Adrie Subono lahir pada tanggal 11 Januari 1954. Nama lengkapnya adalah Andrie Nurmianto Subono. Ayah dari tiga anak ini selalu ingin memberikan kepuasan kepada para penonton konser. Ia mempunyai misi agar orang bisa menonton idola mereka secara langsung, bukan sekedar di televisi.

Awal mula Adrie Subono menggeluti bisnis konser karena kecintaannya terhadap konser musik saat tinggal di Jerman. Selama tinggal di Jerman, ia sering menyaksikan konser-konser musik penyanyi kelas dunia. Namun, semenjak kembali ke Indonesia, ia tak lagi bisa menikmati konser musik dengan mudah. Jika liburan atau ada dinas ke luar negeri, baru ia bisa merasakan kenikmatan menonton konser musik.

Adrie mengawali semua kesuksesannya hanya bermodalkan kenekatan. Adrie yang tak tamat SMA ini belajar jadi promotor dengan modal kesenangannya melihat konser musik. Ia menganggap bisnis ini tak ada matinya karena meski artis silih berganti, mereka semua pasti butuh promotor untuk menggelar pertunjukannya.

Pada tahun 1994 seorang teman mengajaknya bergabung dalam pergelaran konser Saigon Kick. Kesempatan itu ia ambil tanpa pikir lama. Namun, konser perdana yang ditangganinya ini tidak berjalan mulus.

Melalui PT Java Musikindo yang didirikannya, ia menggelar konser Saigon Kick di tahun 1994. Konser perdana ini menjadi pelajaran pahit baginya karena tidak seluruh tiket terjual, hanya terjual setengah. Izin keramaian dari polisi pun baru didapat setelah lagi pertama dimainkan. Menurutnya, kegagalan di konser perdana menjadi pelajaran yang bernilai mahal karea dari hal tersebut ia banyak belajar walau ongkosnya tidak sedikit.

Ia mendatangkan Supergroove untuk konser keduanya yang di pentaskan di M-Club, kawasan Blok M, Jakarta. Dari konser kedua ini, ia belajar bahwa pemilihan tempat manggung artis menjadi salah satu komponen yang juga harus diperhatikan untuk mendatangkan masa. Jadwal pemilihan waktu acara juga sempat menjadi pelajaran pahit yang didapatnya. Kala itu, ia sempat mengadakan acara di musim ulangan umum. Padahal, acara yang digagas tergolong besar, yakni Jakarta Pop Alternative Festivals. Bahkan, tiga artis ternama didatangkan sekaligus. Hasilnya, penjualan tiket pun jeblog.

Urusan menangani artis juga butuh pembelajaran yang sangat pelik. Kadang, ada saja artis yang minta macam-macam dan aneh-aneh. Soal nego harga juga lain lagi. Itu semua bisa ia lakukan karena pengalaman dari belajar menangani satu konser ke konser yang lain.

Pembelajaran lain yang diperolehnya yaitu mengenai membatasi jumlah penonton untuk meningkatkan kenyamanan, menangani penonton yang pingsan, hingga membuat barikade keamanan berlapis. Hal itu merupakan pelajaran berharga yang membuatnya sukses hingga kini.

Sejak itulah Adrie Subono mulai terangkat dan ia berani meninggalkan dunia perkapalan yang sudah ditekuninya selama 25 tahun, untuk terjun total menjadi promotor musik tanah air. Tahun 1994, profesi sebagai promotor merupakan sebuah peluang bisnis yang menguntungkan menurutnya, karena masih langka.
Kini, sudah seratus lebih artis berkelas dunia berhasil didatangkannya ke Indonesia. Berbagai aliran musik dari pop, rock, R & B, hingga instrumen modern mampu diolahnya menjadi satu paket hiburan yang memuaskan para penonton. Tak heran, jika kemudian orang mengidentikkan dirinya dengan hampir semua pertunjukan musik international yang diadakan di Indonesia. Hingga kini, banyak tawaran artis dari luar yang justru datang padanya.